Ilustrasi. Memberi Semampunya. (Doc. Pinterest)
Sebagai seorang Muslim, harta adalah amanah dari Allah SWT dan bagaimana cara kita menggunakannya akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Harta merupakan perantara dunia yang digunakan dalam menjalani kehidupan. Harta yang halal akan mendatangkan keberkahan, ketentraman hati, serta memudahkan terkabulnya do'a. Namun, terkadang seseorang tidak peduli dari mana sebenarnya harta itu datang.
Seorang Muslim tentunya harus memprioritaskan sumber penghasilan yang halal dalam semua aktivitas ekonominya, dengan menghindari transaksi haram seperti riba, penipuan, judi, dan barang syubhat (sesuatu yang meragukan karena belum diketahui status kehalalannya).
Mengutip tausiyah abah Rikza, mengatakan "Hai orang-orang kaya, jagalah duniamu, pelihara hartamu dengan berzakat. Karena zakat tidak akan membuatmu bangkrut dan miskin."
Maka dari itu, orang yang diberi kelapangan rezeki hendaknya menjaga hartanya dengan zakat. Zakat bukanlah penyebab kemiskinan, justru menjadi pelindung harta dari kebangkrutan dan musibah. Tidak ada kisah seseorang jatuh miskin karena zakat, sebab zakat sejatinya membersihkan dan memberkahi harta yang dimiliki.
Selain diperintahkan untuk berzakat, seorang Muslim juga dianjurkan untuk bershadaqah. Shadaqah (Bahasa Arab) atau Sedekah (Indonesia) adalah investasi akhirat yang paling menguntungkan, seperti membantu orang miskin, mendanai pendidikan atau mewakafkan harta untuk amal jariyah, memberi makan, hingga hal yang sepele, seperti tersenyum menjadi kebaikan tersendiri.
Shadaqah juga dapat menjadi obat apabila sakit. Ketika seseorang ditimpa musibah atau sakit, Rasulullah mengingatkan bahwa salah satu obat mujarab adalah dengan bersedekah. Tercantum pula dalam Q.S. Ali 'Imran Ayat 133-134:
Penulis: Staff Jurnalistik Al-Amanah Media
0 Komentar